Empat Kabupaten Penyumbang Inflasi Tertinggi April 2025 di Provinsi Lampung

BANDAR LAMPUNG (Lampunggo)-Empat daerah di Provinsi Lampung mencatatkan kontribusi signifikan terhadap inflasi pada April 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melaporkan bahwa Lampung Timur, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Tulang Bawang, dan Kabupaten Pringsewu menjadi daerah dengan tekanan inflasi tertinggi, mendorong angka inflasi provinsi secara keseluruhan mencapai 1,19 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m).
Khusus secara tahunan (year-on-year/y-on-y), Lampung Timur mencatat inflasi paling tinggi, yakni 3,16 persen, disusul Pringsewu dengan inflasi di atas 3 persen. Sementara itu, Bandar Lampung mencatat inflasi bulanan tertinggi sebesar 1,27 persen. Kota Metro menjadi satu-satunya wilayah yang mencatat inflasi terendah dalam skala bulanan maupun tahunan.
Menurut Statistisi Ahli Madya BPS Lampung, Muhammad Ilham Salam, lonjakan inflasi di empat wilayah tersebut utamanya dipicu oleh naiknya tarif listrik yang memiliki andil 0,87 persen terhadap inflasi bulan April. Selain itu, harga sejumlah bahan pokok turut menyumbang, seperti bawang merah (0,18 persen), tomat (0,11 persen), emas perhiasan (0,11 persen), dan bawang putih (0,06 persen).
Di Bandar Lampung, sebagai pusat perdagangan dan aktivitas ekonomi, kenaikan biaya listrik berdampak besar terhadap rumah tangga dan pelaku usaha. Sementara di Lampung Timur dan Pringsewu, tekanan inflasi banyak dipicu oleh naiknya harga pangan, terutama komoditas hasil pertanian seperti bawang merah dan cabai merah.
Kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga mencatat kenaikan signifikan, yaitu 7,67 persen dari bulan sebelumnya, berkontribusi 0,90 persen terhadap inflasi April. Kenaikan ini sangat terasa di Tulang Bawang dan Lampung Timur, terutama di kawasan yang mengandalkan listrik sebagai sumber utama energi rumah tangga.
Dari sisi inflasi tahunan, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau masih menjadi penyumbang terbesar dengan inflasi sebesar 4,43 persen, menyumbang 1,48 persen terhadap inflasi year-on-year. Komoditas utama pemicu lonjakan harga antara lain bawang merah, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, cabai merah, dan bawang putih—komoditas yang sangat bergantung pada distribusi dan cuaca, yang kerap memengaruhi harga di pasar-pasar lokal di Pringsewu dan Lampung Timur.
Meski beberapa kelompok pengeluaran mengalami penurunan seperti Transportasi (-0,24 persen) dan Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan (-0,62 persen), hal tersebut tidak mampu menahan laju inflasi di daerah-daerah utama penyumbang inflasi.
Dengan dinamika harga yang berbeda-beda di tiap kabupaten/kota, penting bagi pemerintah daerah seperti Lampung Timur dan Tulang Bawang untuk melakukan intervensi kebijakan yang tepat sasaran. Edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan keuangan rumah tangga, penguatan ketahanan pangan lokal, serta pengendalian harga pasar sangat dibutuhkan guna menghadapi tekanan inflasi di bulan-bulan mendatang. (red)
sumber : komasiana.com