Festival Nyeruit Lampung, Merajut Kebersamaan dalam Warisan Budaya

Festival Nyeruit Lampung, Merajut Kebersamaan dalam Warisan Budaya

LAMPUNG SELATAN (Lampunggo) : Penjabat Gubernur Lampung, Samsudin, membuka Festival Nyeruit Lampung, di PKK Agro Park, Sabah Balau, Lampung Selatan, pada minggu, 25 Agustus 2024.

Festival Nyeruit ini digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan untuk memeriahkan Peringatan HUT Ke-79 Republik Indonesia. Namun, bagi masyarakat Lampung, acara ini lebih dari sekadar bagian dari peringatan hari kemerdekaan; ini adalah momen untuk merayakan warisan leluhur yang kaya dan penuh makna.

Dalam sambutannya, Samsudin menekankan bahwa Nyeruit bukan hanya tradisi makan bersama. Ini adalah simbol kebersamaan dan persaudaraan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

“Nyeruit adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Lampung,” katanya. Tradisi ini, lanjutnya, adalah bagian dari identitas kultural yang harus dijaga dan dilestarikan.

Dengan mata berbinar, Samsudin berbagi pengalamannya mengikuti Nyeruit. “Saya merasa sangat beruntung dapat merasakan berbagai pengalaman yang mengesankan di tanah Lampung yang kaya akan tradisi dan budaya. 

Saya berkesempatan menikmati kelezatan seruit dan merasakan kebersamaan serta persaudaraan. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan menambah kecintaan saya terhadap kekayaan budaya Lampung,” ungkapnya dengan penuh rasa syukur.

Festival ini bukan hanya sekadar perayaan lokal; ia adalah jendela yang membuka dunia luar untuk mengenal dan memahami kekayaan budaya Lampung. 

Samsudin pun berharap bahwa tradisi Nyeruit dapat terus diperkenalkan kepada generasi muda dan dunia luar, agar warisan ini tetap hidup dan relevan di tengah arus modernitas.

Dengan penuh kebanggaan, Samsudin menyatakan, “Saya sangat bangga melihat antusiasme masyarakat Lampung dalam menjaga dan mempromosikan tradisi Nyeruit, yang menjadi salah satu identitas kultural kita.”

Di tengah riuhnya acara, dengan latar belakang gunungan makanan dan tawa renyah, harapan untuk masa depan Nyeruit seakan terasa lebih nyata. 

Generasi muda diharapkan tidak hanya mengenal tradisi ini, tetapi juga mencintainya, memastikan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap mengalir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lampung. (RED)